Resensi
Novel
Temukan Aku dalam Istikharahmu
(cinta islami dalam dunia metropolitan)
Resentator
:
Sari Nurul
Fauziah
XI IPA 5
Kata
Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas resensi novel ini.
Shalawat serta salam, semoga tetap
tercurah limpahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW. Semoga sampai
kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan sampai kepada kita selaku umatnya
yang senantiasa patuh dan taat kepada Allah SWT.
Dibuatnya resensi novel “Temukan
Aku dalam Istikharahmu” tentunya memiliki tujuan. Disamping untuk memenuhi
tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, juga untuk menilai karya sastra novel.
Berkat bantuan dan bimbingan dari
semua pihaklah, baik berupa moral atau material, sehingga dapat menyelesaikan
tugas laporan ini. Maka dari itu, saya haturkan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada keluarga, sahabat-sahabat / rekan-rekan, serta kepada
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membimbing saya dengan sabar.
Saya sadar, bahwa resensi ini jauh
dari kesempurnaan. Tentunya ada kekurangan serta kesalahan. Karena saya
hanyalah manusia biasa, yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Maka,
dari itu, saya mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat saya harapkan.
Talaga,
November 2012
Penyusun
Sari Nurul Fauziah
DAFTAR
ISI
Hal.
KATA PENGANTAR
..................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
- Judul Resensi ............................................................................................. 3
- Identitas Novel ........................................................................................... 3
- Sinopsis ...................................................................................................... 3
- Kepengarangan .......................................................................................... 4
- Unsur-unsur novel ..................................................................................... 4
- Penilaian .................................................................................................... 7
- Penutup ...................................................................................................... 7
Resensi
Novel “Temukan Aku dalam Istikharahmu”
1.
Judul
Resensi : Cinta yang di iringi ridho Allah SWT
2. Identitas Novel
a. Judul
novel
: Temukan Aku Dalam Istikharahmu
(cinta
islami dalam dunia metropolitan)
b. Pengarang
:
E. Sabila El Raihany
c. Penyunting
: Renvi Lia
d. Desain
sampul
: Hengky
e. ISBN
: 979-3383-82-8
f. Penerbit
: CAKRAWALA
g. Tempat Terbit
: Yogyakarta
h. Tahun Terbit : 2009
j.
Cetakan
petama : 1
k. Illustrasi gambar
: Berwarna
kombinasi hitam dan putih, terdapat pula
gambar wajah seorang
wanita berjilbab
l.
Tebal
Halaman
: 136 hal
m. Tebal buku
: 0.5 cm
n. Panjang / Lebar buku : 18.9 cm / 12.8 cm
- 3. Sinopsis
Alfiaturrahmah, gadis cantik yang memutuskan untuk lebih
memperdalam ilmu agamanya di sebuah pondok pesantren daripada ambisinya untuk
menjadi seorang artis yang terkenal. Selama di pesantren Alfi bertemu dengan
Ana. Ana menjadi teman baik Alfi, sampai kematian Abah Ana pun Alfi selalu
menguatkan Ana supaya tetap tegar dan membantu Ana agar dapat menjalankan
amanat Abah Ana. Namun dilema itu pun terjadi terjadi pada Alfi. Alfi
dihadapkan pada keputusan yang besar, masalah Cinta. Dalam waktu bersamaan 5
pria sekaligus menyatakan cinta padanya. Bingung, itulah yang Alfi rasakan.
Manakah yang harus dia pilih, Dori teman masa kecilnya, Syaiful yang memiliki
materi yang cukup, Idris yang baik terhadap keluarganya, Dimas yang rela
meninggalkan ibunya sendiri demi Alfi, ataukah Faiz yang memiliki ketampanan
seperti nabi Yusuf a.s..
Pada suatu hari, keluarga besar dari Mas Idris dan Mas Syaiful
datang kerumah Alfi. Disaat itu
Alfi dituntut
untuk kebijaksanaannya dalam menjawab pertanyaan yang mungkin akan diberikan
oleh kedua keluarga besar itu. Saat ingin menjawab Alfi bingung
apa yang harus dijawab karena Alfi takut
keputusannya akan menyakiti kedua orangtuanya, maka itu Alfi hanya
bisa menjawab untuk meminta mereka berdua menemukannya dalam salat istikharah
mereka. Dan kedua lelaki itu pun setuju. Dalam hati Alfi, ia
takut jika salah satu dari mereka mendapati dirinya dalam jawaban salat
istikharah mereka dan Alfi sangat
berharap seandainya Faiz ada
disaat kesepakatan itu terjadi.
Dua minggu kemudian, Alfi semakin gelisah dan akhirnya ia pun menulis sebuah
surat yang ditujukan kepada Faiz, seorang lelaki yang ia temui pertama kali di
sebuah toko buku gramedia. Dalam surat pertamanya ia mengatakan
apa yang ia rasakan kepadanya. Kemudian, ia pun menulis surat kembali dan memberi tahukannya
bahwa Alfi hanya
mempunyai waktu 2 minggu lagi untuk memilih siapa imamnya. Setelah Alfi mengirim
surat, ia mendapat kan telepon dari Faiz untuk
memberikan jawaban atas suratnya itu, Alfi pun meminta agar Faiz menemukannya dalam salat istikharahnya.
Pada malam hari sebelum hari Alfi memilih siapa yang akan
menjadi imamnya, Alfi mendapati Faiz sebagai jawaban atas salat istikharahnya
dan Faiz pun demikian ia mendapati Alfi sebagai jawaban atas salat
istikharahnya.
Pada hari Alfi harus memilih siapa yang akan menjadi imamnya,
Alfi pun memberi tahukanya bahwa yang ia pilih adalah Faiz. Akhirnya kedua
lelaki itu pun menunjukan siapa sebenarnya mereka, Alfi pun bersyukur bahwa
Allah telah menunjukan kekuasaan-Nya. Pada hari itu juga Faiz melamar Alfi dan
mereka pun bertukar cincin .
4. Kepengarangan
E. Sabila El
Raihany, adalah seorang penulis novel . Dia tinggal di Yogyakarta. Orang Tuanya
bernama bapak Wasrip dan Ibu Cames . Novel ”Temukan Aku dalam istikharahmu”
adalah Novel pertama yang ia karang yang di terbitkan pada tahun 2009. Adapun
novel kedua yang ia karang adalah novel yang berjudul “Di Atas Pena pun Engkau
Melamarku” yang di terbitkan pada bulan oktober 2011.
5.
Unsur-unsur sastra
a. Unsur Intrinsik
§ Tema : Cinta
§ Tokoh dan Perwatakan :
·
Tokoh
Utama
o
Alfiaturrahmah (Alfi)
: gadis cantik, pintar, baik,
sholeha, optimis, tidak pernah putus asa
o
Muhammad
Faisal (Faiz)
: yang memiliki
ketampanan seperti Nabi Yusuf as.,
baik, pemaaf, sholeh, pintar
o
Syaiful
: sombong,
suka meremehkan orang lain
o
Idris
: yang
berpura-pura untuk mendapatkan sesuatu, egois
o
Dimas
: seorang
yang begitu mencintai alfi dan baik
o
Ahmad
Fudori (Dori) : teman masa
kecil Alfi,
pemarah, tidak bisa menghargai perasaan orang lain
·
Tokoh
pembantu
o
Rizqiana
Isnaini (Ana) : Sahabat Alfi,
gadis cantik, baik , pintar, penyabar, penjalan amanah
o
Nida, Mita, Nurul : Teman Alfi, baik, perhatian kepada Alfi
o
Azkiyatunnisa
(Azki) : Adik Alfi, baik, pintar, pinter menyem-bunyikan
emosinya
o
Desti, Tiara : Sahabat Azki, paling
pintar ngelawak, baik
o
Mami Dimas : Orang tua Dimas,
plinplan, hanya memikirkan masalah dunia, sombong
o
Abah ana dan Ummi Zulaikha :
Orang tua Ana, baik,
penyayang
o
Abah Alfi dan Ummi Syarifah : Orang tua Alfi, baik,
penyayang
o
Aliyya
: Adik Ana, baik, sopan
o
Ami
Syaiful :
Adik Ummi Syarifah, baik, suka ikut campur urusan orang lain
o
Ammah
Salma : Istri
Ami Syaiful, baik
o
Ustadz
Kholil :
Ustadz Alfi, baik
o
Syayid
Rufaqat : Majikan Abah Ana di Arab, baik
o
Siska
Pertiwi, Vanya : Orang
yang suka mencari kesalahan Azki
o
Fatimah : Anak
majikan Abah Ana, baik, cantik, sholeha
o
Ahmad,
vina, haikal : Teman
orang tua Alfi, baik
o
Naya
:Teman
Alfi di tempat media computer, baik
o
Ummi Saodah : Bu Nyai di
tempat pesantren Alfi, baik
o
Bapak dan ibu rusli : Orang tua Idris, sopan
o
Bapak dan ibu thamrin : Orang tua Syaiful, sopan
o
Salsa :
Teman dekat Faiz, baik
o
Lala : Orang yang
pernah dekat dengan Faiz
§ Alur : Dalam novel ini penulis
menggunakan alur campuran yaitu menggunakan Alur maju dan alur mundur. Alur
maju contohnya “6 bulan kemudian. Abah datang menjengukku dengan wajah
sumringah.”hal.10 sedangkan alur mundur contohnya “Kenangan Ana terulir
kembali, saat besok ia akan ujian, Ummi Zulaikha mendadak panas...”hal.86 .
§ Sudut Pandang : Orang
ketiga pelaku utama ( Alfi )
§ Setting
·
Latar
tempat
o
Pesantren Al-Huda : - “Sesampainya di sana...”hal.9
-
“Di
pesantren Al-Huda..”hal.24
-
“Di
pesantren Al- Huda..”hal.56
o
Rumah
Sakit “ kasih Ibu” : - “Di Rumah Sakit “ kasih Ibu”..”hal.13
o
Masjid
Al-Mubarok. : - “Di masjid Al-Mubarok..”hal.40
-
“Di
masjid Al-Mubarok..”hal.109
-
“Di
rumah Allah...”hal.78
o
Kamar
Azki : - “Di kamar Azki..”hal.53
-
“Malam
hari, di kamar Azki..”hal.79
o
Kamar
Alfi, Malam yang pekat : “Malam itu, keringat dingin ...”hal.129
o
Dapur,
(di rumah Alfi) : “Malam minggu di dapur...”hal.54
o
Rumah
Dimas : “Dirumah Dimas..”hal.25
o
Indomaret
: “Di Indomaret, Pukul 10.30..”hal.29
o
HI-Fest Production di Jakarta : “...keberangkatanmu ke HI-Fest
Produc-
o
tion..”hal.13
o
SMA Harapan Bangsa
: “Di SMA Harapan Bangsa..”hal.20
o
Kelas
XII C : - “Di kelas XII C, SMA Harapan Bangsa..”hal.47
-
“Di
ruang kelas XII C..”hal.92
o
Rumah
Ana ( kaliwungu ) : “Sesampainya di rumah Ana..”hal.45
o
Kamar
Ana : “Di kamar Ana..”hal.83
o
Toko
buku Gramedia : - “...membeli buku di Gramedia..”hal.101
-
“Toko
buku Gramedia..”hal.117
·
Latar
waktu
o
Siang
hari : - “Siang hari di kamarku..”hal.70
o
“Siang
hari, di kamar Desti...”hal.22
o
“Siang
hari, di media computer..”hal.73
o
“Ba’da
Dzuhur di rumah Alfiaturrahman”hal.7
o
Pagi
hari : - “Pukul 06.30 pagi, di rumahku..”hal.87
o
“Di
kamarku, pagi hari..”hal.121
o
“Pagi-pagi
buta..”hal.87
o
“Pagi
hari pukul 09.00 di Aula Al-Huda...”
o
“Pukul
10:00 di Aula Al-Huda..”hal.38
o
Ba’da
Ashar : “Ba’da Ashar aku benar-benar....”hal.9
o
Tengah
malam : - “Tengah malam, 2 minggu kemudian..”hal.128
o
“Masih
jam 02.30, tidur lagi..”hal.18
o
“Siapa
yang nangis malam-malam...”hal.43
·
Latar
suasana
o
Gembira
: ”Siang itu abah datang menjengukku dengan wajah sumringah.
Abah serahkan surat itu dengan senyum kebahagiaan.”hal.10
“Ummi gembira ketika mendengar suaraku..”hal.13
o
Sedih
: “... Namun kesedihan semakin
menyelimutiku”hal.11
“Air mataku tak bisa kusembunyikan.”hal.46
“..menumpahkan kesedihan dengan tangisan..”hal.40
“Ana menangis histeris dalam panhkuan tangan
Ummi”hal.46
“Aku menangis dalam pelukan Ummi.”hal.113
o
Sunyi
: “kesunyian menemaniku dan Ummi Zulaikha..”hal.39
o
Sepi
: “..Kami pun kembali ditemani sepi dan senyap.”hal.104
< Amanat
percayalah Allah tidak akan memberikan masalah atau cobaan
kepada umat-Nya melebihi dari kemampuan setiap hamba itu sendiri dan jangan
menganggap masalah atau cobaan yang kita terima terlalu sulit untuk kita, tapi
Allah memberikan cobaan atau masalah karena Allah tahu bahwa kita bisa
melewatinya.
b. Unsur Ekstrinsik
§ Agama :
Agama yang digunakan dalam novel ini adalah agama islam,
seperti dalam cerita novel ini seorang perempuan sholehah yang memilih untuk
mendalami al-Qur’an di sebuah pesantren.
§ Budaya :
Budaya yang digunakan dalam novel ini adalah budaya yang
islami, seperti memakai jilbab, tidak boleh berjabat tangan dengan yang bukan
mukhrim, dan ada juga budaya jawa.
§ Bahasa:
o
Bahasa
yang di gunakan dalam penulisan novel ini mudah di mengerti, karena menggunakan
bahasa jawa dan bahasa indonesia sehari-hari, tapi ada juga yang menggunakan
bahasa gaul namun tetap sopan.
o
Gaya
bahasa :
-
personifikasi
( contoh : seakan butiran bening ikut merasakan penderitaan ku, tak
ingin terhenti terus mengalir dan mengalir ),
-
Hiperbola
(contoh : butiran demi butiran mengalir bak mutiara di lautan)
6.
Penilaian
a. Keunggulan :
o
Memiliki karya puisi yang indah
o
Banyak
kata-kata yang islami yang memiliki Makna yang berkesan
o
Perasaan yang tergambar sangat jelas
o
Ceritanya
sangat menarik untuk dibaca
b. Kelemahan
o
Ada
beberapa kata yang sulit dimengerti, seperti : ndalem, nderesnya, KYA? ,
o
Saat
sedang adegan marah atau kesal, Emosinya kurang menonjol
o
Ada
kata-kata yang salah dalam penulisannya (contoh : kAmi , kualAmi, suAmi, kAmis, Ksma, jAmin)
7. Penutup
a. Kesimpulan
Novel ini
banyak memberikan pelajaran dalam hidup seperti cinta dan agama, dan juga novel
ini begitu menarik untuk dibaca oleh semua kalangan, baik anak remaja ataupun
orang-orang dewasa.
b. Saran
Dalam membaca cerita novel ini alangkah
lebih baik jika dibaca berulang-ulang atau dibaca lebih dari 1 kali agar kita
bisa memahami dan paham isi cerita dalam novel ini .